Kayu keras adalah material bangunan yang sangat digandrungi banyak orang. Tampilannya sangat alami dan mampu membawa nuansa hangat serta elegan pada tiap sudut ruangan. Selain itu, soal kualitasnya pun sangat unggul dibanding material lainnya.
Untuk kebutuhan rangka atap dan kuda-kuda, Anda juga bisa pertimbangkan kayu keruing. Meski belum sepopuler kayu jati dan kayu ulin, penggunaannya dalam konstruksi bangunan tetap tak boleh diremehkan.
Bagi Anda yang penasaran dengan kayu keruing, yuk cari tahu terlebih dahulu beberapa fakta penting seputar kayu keruing pada artikel di bawah ini.
Asal Usul Pohon Kruing
Kayu kruing dikenal juga sebagai kayu apitong. Pohon keruing sendiri memiliki nama latin Dipterocarpus. Penyebarannya banyak ditemukan di wilayah asia terutama Indonesia, India, Burma dan Vietnam.
Tinggi pohon keruing bisa mencapai 50 meter dengan diameter mencapai 120 meter. Tingginya beragam tergantung usianya.
Kakteristik Kayu keruing
Seperti kayu solid lainnya, kayu kruing juga memiliki karakteristik fisik yang cukup menonjol. Ciri fisik kayu keruing yang pertama bisa dilihat dari warnanya yaitu coklat kemerahan atau coklat tua.
Perpaduan warna kayu keruing membuat tampilannya sangat indah saat sudah dijadikan perabot atau material bangunan. Untuk hunian bergaya modern bahka klasik sekalipun, tampilannya akan selalu tak lekang oleh zaman.
Dari segi kekuatan, kayu kruing tergolong kelas I-II. Sementara itu, perihal keawetan, kayu kruing tergolong tingkat awet kelas III. Permukaannya sedikit agak kasar dengan serat cukup padat.
Meskipun keawetannya tergolong rendah, apalagi jika dibandingkan kayu bengkirai dan kayu ulin, kayu kruing tetap populer di kalangan penggemarnya. Namun perlu diingat bahwa kayu keruing juga punya kelemahan lain, yakni sulit untuk digergaji dan diolah.
Kelebihan dan Kekurangan Kayu Kruing
Setelah mengetahui ciri ciri maupun karakteristik kayu kruing, Anda juga harus mengetahui kelebihan maupun kekurangannya. Setiap jenis kayu keras memiliki keunggulan dan kelemahannya sendiri.
Kayu apitong atau kayu kruing memiliki tingkat kekuatan nyaris setara kayu jati. Hal ini menjadi keunggulan utamanya. Tak heran jika kayu kruing populer digunakan untuk material bangunan yang bersifat berat seperti rangka atap. Kekuatannya tergolong kelas I dan II, sehingga bisa awet hingga puluhan tahun lamanya.
Tak hanya unggul perihal kekuatan, kayu keruing juga memiliki karakteristik yang menarik. Warnanya sangat indah, biasanya berwarna kelabu atau coklat tua. Serat kayunya alami dengan pola lurus beraturan. Tekstur permukaannya sedikit agak kasar saat diraba.
Dengan segala keunggulan yang dimilikinya, kayu keruing sangat cocok sebagai alternatif pengganti kayu jati, kayu bengkirai dan kayu kamper. Kayu ini bisa diolah jadi perabot rumah tangga atau material konstruksi bangunan.
Namun perlu diingat bahwa kayu kruing juga memiliki kelemahan yang perlu Anda waspadai. Dibanding beberapa jenis kayu lainnya, kayu keruing lebih sulit untuk diolah. Penyebabnya ialah kandungan resin serta silika di dalamnya, serta tingkat kekuatannya yang tinggi.
Meski kekuatannya tak perlu diragukan, kayu keruing justru memiliki tingkat keawetan kelas III. Oleh sebab itu kayu keruing perlu diawetkan terlebih dahulu agar bisa digunakan lebih lama dari usia seharusnya.
Jika tidak diawetkan, kayu akan mudah lapuk dan keropos. Oleh karenanya, pastikan Anda mengawetkan kayu keruing terlebih dahulu sebelum menggunakannya sebagai bahan bangunan.
Kesimpulan
Itulah sederet fakta penting tentang kayu keruing yang harus Anda ketahui. Sebelum mantap memilih jenis kayu keras yang akan digunakan untuk hunian, ada baiknya Anda mencari tahu dulu karakteristik maupun kelebihan dan kekurangannya. Dengan demikian Anda tak akan menyesal di kemudian hari.