Kayu kalimantan telah lama menjadi pilihan utama sebagai bahan pembuatan rangka atap rumah di Indonesia. Ada beberapa alasan mengapa kayu masih tetap unggul dibanding bahan lain seperti baja atau beton.
Pertama, kayu merupakan bahan bangunan yang ekonomis. Biaya untuk membangun rangka atap dari kayu jauh lebih murah dibanding menggunakan baja ataupun beton. Seperti kayu bengkirai dan ulin tersedia melimpah di Indonesia dengan harga terjangkau.
Kedua, penggunaan kayu mendukung keberlanjutan lingkungan. Kayu merupakan bahan yang dapat diperbaharui melalui penanaman kembali. Selain itu, kayu juga memiliki karbon netral karena mampu menyerap karbondioksida di udara selama proses pertumbuhannya.
Ketiga, rangka atap kayu memiliki kekuatan yang baik. Kayu bengkirai dan ulin dikenal sangat kuat dan awet sebagai bahan konstruksi. Diperkuat dengan gording dan usuk kayu bengkirai, rangka kayu mampu menopang beban atap yang cukup berat.
Rangka kayu juga lebih elastis dibanding beton sehingga mampu menahan getaran akibat gempa atau angin kencang. Sifat kayu yang lentur juga membuatnya tahan terhadap retak atau patah. Dengan perawatan berkala, umur rangka kayu dapat mencapai puluhan tahun.
Jadi ketimbang beralih ke bahan konstruksi modern, masyarakat Indonesia masih lebih memilih kayu sebagai andalan dalam pembuatan rangka atap. Selain murah dan kuat, kayu terbukti lebih ramah lingkungan. Dengan berbagai keunggulannya itu, tak heran bila kayu diperkirakan akan terus menjadi primadona bahan bangunan di masa mendatang.
Mempertimbangkan Rangka Atap dari Kayu
Selain kuat dan awet, rangka atap dari kayu juga memiliki beberapa keunggulan nilai estetika. Kayu memberikan tampilan alami yang hangat dan bersahabat. Tekstur serat kayu yang khas mampu memperindah interior maupun eksterior rumah, seperti pengaplikasian atap sirap sebagai genteng.
Rangka kayu juga sangat fleksibel dalam hal desain dan bentuk. Kayu dapat dengan mudah dibentuk sesuai keinginan, baik lurus, melengkung, maupun bertingkat. Ini memudahkan para arsitek untuk berkreasi tanpa batas dalam merancang rangka atap rumah.
Dari sisi kenyamanan, kayu juga lebih unggul daripada logam. Kayu menyerap panas namun tetap bersifat isolator sehingga suhu di dalam rumah terjaga nyaman. Kayu juga meredam suara hujan dan angin lebih baik ketimbang rangka logam.
Meski demikian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan rangka kayu. Pemilik rumah disarankan rutin memeriksa kondisi kayu dan melakukan pengecatan ulang 2-3 tahun sekali. Kayu juga perlu dilindungi dari rayap dan jamur dengan bahan anti rayap.
Secara keseluruhan, kayu tetap menjadi pilihan terbaik sebagai bahan rangka atap berkat kombinasi sifatnya yang kuat, tahan lama, ramah lingkungan, indah, dan nyaman. Kayu lokal seperti bengkirai dan kayu ulin patut dipertimbangkan untuk mendapatkan rangka atap rumah yang berkualitas tinggi dengan biaya terjangkau.