Di antara sederet kayu keras yang populer digunakan untuk konstruksi bangunan, ada kayu tumi yang popularitasnya mungkin masih kalah dari kayu jati. Perihal kualitas, kayu tumi sangatlah andal dan kuat.
Jika saat ini Anda sedang bingung memilih kayu berkualitas tinggi untuk bahan bangunan, sebaiknya pertimbangkan kayu tumi. Tak hanya cocok digunakan untuk area dalam ruangan, kayu keras ini juga sangat andal untuk area luar seperti decking outdoor.
Namun sebelum mantap memutuskan untuk membeli kayu tumi, yuk simak terlebih dahulu beberapa informasi penting seputar kayu tumi.
Apa itu Kayu Tumi
Kayu tumi memiliki kesamaan dengan kayu bengkirai baik dari serat, keras dan bobot beratnya. Belum banyak yang mengenal kayu bengkirai dan kayu tumi, namun keduanya bisa dibedakan dengan mudah dari segi tampilan.
Kayu bengkirai memiliki warna coklat kekuningan atau coklat tua. Sementara itu, kayu Tumi memiliki warna merah kecoklatan (Reddish Brown).
Dari segi penamaan, Kayu Tumi juga dikenal dengan nama Bengkirai Merah atau Balau Merah (Red Balau). Seratnya sama persis dengan kayu bengkirai, dengan serat yang lurus dan permukaan yang halus.
Kayu tumi berasal dari pohon tumi (Dysoxylum gotadhora) adalah tumbuhan yang berasal dari keluarga Meliaceae. Pohon ini banyak tumbuh di pulau Kalimantan. Selain di Indonesia, pohon tumi juga banyak ditemukan di Malaysia dan Thailand.
Penggunaannya sangat luas karena kayu tumi bisa dijadikan material bangunan maupun perabot rumah tangga.
Ciri-Ciri Fisik Kayu Tumi
Untuk membedakan kayu tumi dengan jenis kayu keras lainnya, Anda bisa melihatnya dari ciri-ciri fisik, baik itu tampilan kayu maupun bentuk pohon. Tinggi pohon tumi bisa mencapai 50 meter dengan diameter mencapai 100 cm.
Daun-daunnya bersifat majemuk dan berbentuk ganjil, seringkali dengan ujung tumpul atau meruncing. Sedangkan permukaan kulit pohonnya berwarna kelabu.
Setelah dipotong dan diolah menjadi bilah kayu, kayu tumi memiliki warna merah kecoklatan. Seratnya beralur dengan warna yang lebih gelap. Kayu pohon tumi biasanya digunakan dalam pembuatan berbagai produk kayu, misalnya untuk decking outdoor, lantai kayu rumah, bahan baku jembatan, dan bahan pembuat kapal.
Pemanfaatan Kayu Tumi
Kayu tumi merupakan salah satu jenis kayu keras yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Kekuatannya setara dengan kayu ulin dan kayu kruing.
Tak hanya kuat dan awet, kayu tumi juga sangat tahan terhadap air dan kelembapan. Tak heran penggunaannya banyak ditemukan untuk area outdoor, seperti bantalan tiang listrik, jembatan, dan decking di area kolam renang. Meski berada di lingkungan berair, kayu tumi tak akan mudah lapuk.
Berkat keunggulannya, kayu dari pohon tumi sering digunakan dalam industri kayu untuk pembuatan furnitur dan konstruksi bangunan. Selain itu, kayu tumi juga lumrah digunakan untuk alat musik tradisional, dan berbagai barang kerajinan kayu.
Tak cukup sampai di situ, beberapa spesies pohon tumi juga memiliki nilai dalam pengobatan tradisional, di mana bagian-bagian tertentu di pohon tumi dapat digunakan untuk kepentingan medis. Banyaknya manfaat yang dimiliki pohon tumi membuat banyak orang takjub.
Konservasi
Pohon bengkirai maupun pohon tumi memang bukanlah jenis pohon yang dilindungi. Hal ini sejalan dengan Permen Nomor 106/2008, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Kendati demikian, eksploitasi secara berlebihan tetaplah tidak diperkenankan karena berisiko merusak habitat. Meski memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi, kita tetap harus menjaga kelestarian pohon tumi dan menjaga keseimbangan alam.
Sekian informasi tentang pohon tumi, si bengkirai merah yang kuat dan kokoh. Jika Anda tertarik untuk menggunakannya sebagai material bangunan, pastikan Anda membelinya dari penjual yang kredibel dan terpercaya. Dengan demikian Anda bisa memperoleh produk terbaik dengan pelayanan terbaik.