Atap sirap merupakan atap yang terdiri dari susunan kepingan kayu. Umumnya, kepingan kayu tersebut memiliki bentuk persegi atau meruncing pada salah satu sisinya. Atap sirap umumnya terbuat dari kayu keras dan tahan cuaca.
Tampilan unik dengan susunan kepingan kayu yang sering kali memiliki bentuk persegi atau meruncing. Keunikan ini memberikan karakter visual yang menarik dan estetik pada atap tersebut. Selain itu, keberadaan kayu keras dan tahan cuaca sebagai bahan utama atap sirap menjadikannya pilihan yang kokoh dan mampu bertahan dalam berbagai kondisi cuaca yang beragam. Dengan kombinasi struktur yang solid, daya tahan yang baik dan pemilihan jenis kayu untuk atap sirap, atap sirap menjadi solusi yang menarik dan fungsional untuk melindungi bangunan dari elemen luar yang dapat merusaknya.
Atap Sirap Kayu Ulin
Salah satu jenis atap sirap yang paling umum dikenal adalah atap sirap kayu ulin asli kalimantan. Kayu ulin banyak ditemukan di Kalimantan dan memiliki karakteristik yang kuat serta tahan cuaca. Selain digunakan sebagai atap sirap, kayu ulin juga sering digunakan sebagai bantalan rel kereta api dan tiang listrik.
Kayu Cedar
Selain kayu ulin, terdapat juga alternatif lain untuk atap sirap, seperti kayu cedar. Kayu cedar, terutama tipe western red cedar dan yellow cedar, sering digunakan sebagai atap sirap kayu di luar negeri. Daya tahannya mirip dengan kayu ulin dan sering digunakan sebagai pengganti slate batu pada atap rumah tradisional Barat.
Kayu Bengkirai
Kayu keras lainnya adalah Bengkirai, merupakan pilihan yang baik sebagai bahan atap sirap. Kayu yang banyak tumbuh di Pulau Kalimantan, memiliki durabilitas yang mirip dengan kayu ulin, yaitu tahan segala kondisi cuaca.
Atap Sirap Kayu Jati
Kayu jati memang tergolong kayu lembut dibanding dengan kayu ulin, merbau dan bengkirai. Namun karena durabilitasnya sangat tinggi terhadap cuaca panas maupun dingin, material kayu jati menjadi opsi kedua setelah kayu ulin dalam hal produksi atap sirap.
Kelebihan Memakai Atap sirap Kayu
Kelebihan atap sirap terletak pada tampilan visualnya yang menarik. Atap sirap memberikan kesan alami dan estetik pada rumah, dan semakin tua atap tersebut, penampilannya semakin memukau. Selain itu, atap sirap juga memberikan nilai tambah pada rumah dengan gaya etnik dan sering dianggap sebagai simbol status sosial di beberapa daerah.
Atap sirap kayu juga memiliki keunggulan dalam hal sifat serap panas yang baik, sehingga memberikan suasana sejuk dan alami di dalam rumah. Dan karena sifatnya yang meredam suara juga memberikan ketenangan bagi penghuni rumah.
Atap sirap kayu memiliki kelebihan berupa bobot yang lebih ringan dibandingkan dengan atap konvensional seperti genteng tanah liat atau beton. Selain itu, atap sirap kayu memiliki kekuatan dan ketahanan terhadap cuaca yang sebanding. Dengan perawatan yang tepat, atap sirap dapat bertahan puluhan hingga ratusan tahun. Penggunaan atap sirap pada rumah konstruksi kayu juga cocok untuk wilayah yang rentan gempa.
Kekurangannya
Namun, atap sirap kayu memiliki keterbatasan dalam pilihan bentuknya. Umumnya, atap sirap memiliki bentuk lembaran kayu persegi dengan pilihan ujung yang terbatas, seperti kotak, segitiga meruncing, atau melengkung.
Namun, pemasangan atap sirap kayu lebih sulit dibandingkan dengan atap konvensional. Oleh karena itu, diperlukan tenaga profesional untuk melakukan pemasangan yang tepat. Biaya pemasangan dan harga atap sirap juga lebih tinggi dan proses perbaikan bila terjadi masalah atau kebocoran cukup kompleks.
Dengan mengetahui lebih lanjut tentang atap sirap kayu ini, Anda dapat mempertimbangkan estetika, kelebihan, dan kekurangannya dalam memilih atap yang sesuai untuk rumah Anda.